Minggu, 27 September 2015

Jangan makan kaki ayam,tulisannya akan seperti cekeran ayam

Ketika kamu kecil dulu pernah dengar mitos ini ?
Mitos ini sering melekat pada anak kecil mungkin pada masa beberapa generasi sebelum kita dilahirkan. Biasanya orang tua kita akan berkata "nak jangan makan kaki ayam yah,nanti tulisanmu kaya cekeran ayam,ga bisa dibaca" itu kalimat yang ibu saya ucapkan setiap kali beliau memasak ayam. Alhasil karena saya takut tulisan saya jelek,tentu akan malu sekali pada teman-teman jika tulisan saya buruk,sampai tidak bisa dibaca,sayapun termakan mitos ini.

Namun faktanya begini !!
Seorang anak kecil biasanya sulit terfokus pada satu hal,misal ketika belajar adaaa saja hal lain yang dilakukannya,entah itu sambil memainkan bukunya atau menonton tv atau ha-hal lain yang merusak konsentrasinya pada apa yang sebelumnya dikerjakan dan harus diselesaikan terlebih dahulu. Mitos diatas ini mengajak agar anak-anak mampu menahan diri untuk tidak makan kaki ayam terutama saat belajar atau melakukan hal-hal lain ketika sedang belajar. Jika pada saat belajar tidak sambil makan kaki ayam saja konsentrasinya mudah pecah,bagaimana kalau sampai sambil belajar sambil makan kaki ayam ??
Tentu selain tulisannya akan tidak rapi,bisa saja buku-buku dan peralatan belajarnya pun akan menjadi kotor terkena remah makanan dan belajarnya tidak selesai karena sudah mengantuk karena kekenyangan.

Sejauh ini banyak juga kok yang tidak suka makan kaki ayam tapi tulisannya bener-bener kaya cekeran ayam,sulit dibaca jadinya. Contohnya temen-temen saya yang profesinya sebagai dokter,meskipun tulisannya mirip cekeran ayam tapi sekali coret menghasilkan rupiah,kereeen yaaah,.....



Foto bertiga bakal ada yang mati duluan

Waktu saya kecil dulu berfoto bukanlah hal yang mudah dilakukan seperti saat ini yang bisa kapan saja dan dimana saja. Dulu sekali untuk berfoto kami harus menggunakan camera analog KODAK dan FUJI FILM. Penggunaannya pun termasuk sulit karena banyak faktor kekurangannya.
Dalam satu roll film pada camera analog ini hanya bisa digunakan beberapa puluh kali,sedangkan gambar yang dihasilkan tidak dapat dihapus atau langsung kita lihat layaknya selfie dicamera handphone pada saat ini.
Dan proses mencetaknyapun sangat lama karena terbatasnya bahan yang digunakan dan menunggu antrian.

Belum lagi resiko kualitas gambar yang dihasilkan kurang bagus atau terbalik pada saat memasang roll film dan
gambar yang dihasilkan terbakar  karena terlalu banyak cahaya pada saat memotret. Memiliki kesempatan berfoto bersama teman yang lain adalah hal yang sangat berharga pada waktu itu. Dan siapa saja teman dalam satu foto itu selalu dikenang bahkan sampai ketika salah satu dari mereka berpulang,foto yang ditinggalkan inilah yang menjadi kenangan.

Nah dalam keadaan inilah timbul mitos larangan foto bertiga. Bayangkan betapa sulitnya pada jaman dulu untuk mengabadikan sebuah moment-moment indah. Normalnya sebuah foto akan tampak cantik dan seimbang jika hanya berisi dua orang,jika bertiga tentu akan timbul kekhawatiran hasilnya kurang bagus mungkin takut miring atau tidak full terpotret keseluruhan.

Fakta yang lain,setiap makhluk hidup pasti akan meninggal. Hanya saja kita tidak pernah tahu rahasia Illahi kapan ajal akan menjemput kita. Jika kita pernah mengabadikan sebuah moment bersama dua orang atau lebih,suatu saat di antara teman-teman kita dalam foto tersebut toh akan meninggal juga. Yang bisa jadi lebih dahulu yang lain atau kita. Meskipun misalkan saya berfoto hanya dengan satu teman,suatu saat diantara saya atau teman saya itu pasti akan berpulang lebih dulu.

Jadi tidak perlu takut untuk berfoto bertiga ya temaaan,karena semua makhluk pasti kembali pada sang pencipta,....